Idul Adha merupakan hari raya kedua dalam kalender Hijiriah yang penanggalannya berdasarkan peredaran bulan. Sehari sebelum hati raya, umat Islam disunnahkan melakukan puasa pada 9 Dzulhijjah, di mana pada saat itu, umat Islam yang berhaji sedang melaksanakan wukuf di Arafah.
Pemerintah Indonesia sudah menetapkan Idul Adha jatuh pada 24 September 2015. Ketetapan tersebut sama dengan keputusan pemerintah Arab Saudi. Akan tetapi, di Indonesia, ormas Muhammadiyah menetapkan Idul Adha jatuh sehari sebelumnya, yakni 23 September 2015.
Perbedaan dalam Pelaksanaan Hari Raya Idul Adha
Perbedaan merayakan Idul Adha ini sangat disayangkan. Sejatinya, perayaan dua hari raya bagi umat Islam merupakan ciri persatuan umat. Sungguh sangat disesali adanya perbedaan ini. Ditinjau lebih jauh, pada dasarnya Idul Adha memang jauh lebih baik disesuaikan dengan waktu para hujjah melempar jumrah di Mina. Pelaksanaan puasa Arafah dilakukan pada saat para calon haji melakukan wukuf di Arafah.
Ulama mazhab yang empat pun bersepakat bahwa ibadah Puasa Araf dan Idul Adha merupakan bentuk solidaritas umat Islam terhadap sebagian umat Islam lainnya yang sedang menunaikan ibadah haji.
Dalam hadits tentang puasa Arafah pun tidak disebutkan puasa sembilan Dzulhijjah, melainkan puasa hari Arafah. Abu Qatadah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah ditanya mengenai puasa Arafah, lalu bersabda, “Itu menghapus dosa yang lalu dan yang akan datang.” Imam An-Nawawi dalam bukunya Riyadhus Shaalihin, menulis bab untuk hadits-hadits tersebut dengan judul: bab fadhlu shawmi yawmi Arafah wa asyuraa wa tasu’a. Ini menunjukkan bahwa untuk puasa hari Arafah ikut pelaksanaan wukuf di Arafah. Dalam riwayat Imam At Tirmidzi Rasulullah saw. bersabda, “Yawmu Arafa wa yawmun nahar wa ayyaam mina iidunaa ahlul islaam.” Perhatikan hadits ini. Rasulullah saw. lagi-lagi tidak menyebutkan yawmut tasi’ min dzilhijjah, tetapi menyebutkan yawmu Arafah. Ini menunjukkan bahwa tekanan sunnah berpuasa hari Arafah adalah ketika para hujjaj di Makkah sedang melaksanakan wukuf (Dakwatuna.com).
Apatah salah merayakan Idul Adha bersamaan dengan kerajaan Arab Saudi? Bukankah menegakkan persatuan umat Islam wajib hukumnya? Betapa indahnya saat kita, umat Islam seluruh dunia melaksanakan puasa Arafah dan Qurban bersamaan.
Wallahu A'lam Bish Shawab.
Kalau nggak ada perbedaan mungkin kurang seru, nggak ada bahan obrolan. Ya udah deh, kalau memang persatuan dalam hal ini belum bisa, kita kembali pada menghormati pendapat pihak lain. Kalau sudah urusan ibadah mahdhoh masing2 pribadi tanggung jawab langsung pada Allah
ReplyDeleteIya, tapi aneh aja rasanya, di saat orang melaksanakan wukuf, kita malah sudah shalat id. :(
DeleteMmmmm, yang penting jangan saling berperang karena itu
ReplyDeleteDapet ilmu lagi...
ReplyDeleteBerarti puasa tiga hari itu hukumnya apa?
Ninggalin jejak...
http://adf.ly/1OZ80k
Puasa Arafah dan asyura termasuk sunah...
Delete